Diberdayakan oleh Blogger.
اهلا و سهلا بحضوركم

Sabtu, 27 April 2013

MEMILIH PENDIDIKAN TERBAIK UNTUK ANAK


Anak adalah aset yang sangat berharga bagi kedua orang tuanya. Anak yang sholih dan sholihah akan senantiasa berbakti kepada kedua orang tuanya baik ketika keduanya masih hidup maupun setelah wafat. Bakti ketika kedua orang tua masih hidup adalah dengan memuliakanya dan bakti ketika keduanya sudah wafat adalah dengan mendo’akanya. Untuk itu wajib bagi kita memenuhi haK pendidikan yang baik dan mampu menuntun anak-anak kita menjadi sholih dan sholihah.
KRITERIA PENDIDIKAN YANG BAIK
Pendidikan yang baik menurut kacamata Islam adalah pendidikan yang mampu menjadikan anak didiknya mengenal jati diri penciptaanya, sehingga ia mampu menjadi manusia seutuhnya. maka pendidikan ini haruslah mempunyai fungsi : 
1.       Sebagai wasilah untuk mengenal Allah swt.
Allah berfirman  dalam al Quran, "Ketahuilah bahwa tidak ada ilah selain Allah (Q.S. Muhammad : 19). Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda :
عن عثمان بن عفان قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : من مات وهو يعلم أنه لا إله إ لا الله دخل الجنة.
Dari Utsman bin Affan  Radliyallahu 'anhu berkata: “Bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam: “Barangsiapa mati, sedang dia mengetahui bahwa tidak ada ilah kecuali hanya Allah akan masuk Jannah.”(H.R. Muslim) 


2.       menunjukkan kepada jalan yang lurus dan menjauhkan  dari jurang kebodohan. Sebuah ilmu disebut ilmu yang bermanfaat jika ia dapat menunjukkan pemiliknya kepada jalan yang benar dan tidak menyimpang dari ajaran agama. Rasulullah  sholallohu ‘alaihi wasalam bersabda:
 عن أبي هريرة رضي الله عنه قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين
Dari Abu Hurairah  Radliyallahu 'anhu, bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam: ”Barangsiapa dikehendaki oleh Allah padanya kebaikam, maka Allah akan memahamkan dien kepadanya.” (Bukhori Muslim).
Ibnu Taimiyyah berkata," Setiap orang yang dikehendaki baik oleh Allah, pasti ia akan dipahamkan oleh Allah dalam urusan agama. Maka barang siapa yang tidak dipahamkan oleh Allah dalam masalah agama, berarti Allah tidak menghendaki kebaikan padanya.[1]
Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah menjelaskan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam  mengidentikkan kejahilan sebagai penyakit dan menjadikan obatnya bertanya kepada ulama’ sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam : “Bukanlah obat kejahilan itu bertanya?[2]
                                             
3.       Menjadikan alumninya diangkat derajatnya oleh Alloh lantaran ilmu yang dimilikinya. Hal ini dapat di lihat dalam firman-Nya yang terdapat dalam surat al Mujadalah ayat 11.  Allah berfirman,
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat" (Qs. al Mujadalah:11)
4.    Mempunyai visi menjadikan anak didiknya orang yang baik dengan faham terhadap agama.hal ini sebagaimana Rosululloh saw bersabda "Barang siapa yang dikehendaki baik oleh Allah, maka Dia akan memahamkannya dalam perkara agama. Saya ini hanya membagi, dan Allah-lah yang memberi. Umat ini akan senantiasa tegak dalam menegakkan agama Allah, tidak akan membahayakan mereka orang yang menyelisihi mereka sehingga datang keputusan Allah". (Hr. Al Bukhori).
Dalam riwayat Muslim Nabi saw bersabda; "Barang siapa yang dikehendaki baik oleh Allah, maka Dia akan memahamkannya dalam perkara agama. Dan akan senantiasa ada sekelompok di antara kaum muslimin  yang berperang membela kebenaran, mengalahkan orang-orang yang memusuhi mereka hingga hari kiamat".
5.      Berangkatnya siswa ke pendidikan strata dengan mujahid yang berjuang dijalan Alloh.
 Hal ini sebagaimana sabda Rosul, "Barang siapa yang mendatangi masjidku ini, dan kedatangannya semata-mata untuk mencari kebaikan yang akan ia pelajari atau ajarkan, maka kedudukannya sama dengan mujahid di jalan Allah. Dan barang siapa yang datang untuk maksud selain itu, maka kedudukannya sama dengan orang yang melihat perhiasan orang lain". (Hr. Ibnu Majah). Hadits ini sanadnya hasan dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban.
Ibnul Qoyyim berkata, "Sisi kelima puluh –yang menunjukkan ilmu- adalah apa yang diriwayatkan oleh At Thirmidzi dari hadits Abu Ja`far Ar Rozi dari robi` bin Anas, bahwa ia berkata; Rasulullah saw bersabda: "barang siapa pergi menuntut ilmu, maka ia berada di jalan Allah sampai ia meninggal".[3]
Imam Jabir al Jaza`iri menyebutkan bahwa hadits ini mengisyaratkan  keutamaan penuntut ilmu, bahwa ia disejajarkan dengan seorang mujahid yang berjuang di jalan Allah, maka apakah ada seorang yang lebih utama dari seorang mujahid yang berjuang di jalan Allah? Dalam hadits ini ada petunjuk lain mengenai keutamaan orang yang mengajarkan ilmu. Ilmu dalam hadits ini disebutkan sebagai sesuatu kebaikan dan kebaikan tentu tidak mengandung keburukan karena keburukan tidak akan bercampur dengan kebaikan.[4]
6.      Mempunyai misi mewariskan peniggalan para nabi.
Rosululloh saw bersabda :"...dan sesungguhnya ulama` adalah pewaris Nabi, dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi mereka hanya mewariskan ilmu. Maka barangsiapa  mengambilnya, maka ia telah mendapatkan warisan yang sangat banyak". (Hr. Abu Dawud). Hadits ini dishahihkan juga oleh Ibnu Hibbaan.
7.      Mempunyai misi melahirkan pemimpinan  yang sejati.
Ketika manusia dalam perselisihan, Allah memerintahkan kepada mereka untuk kembali meruju` kepadanya (ilmu al Quran dan sunnah). Mengembalikan kepada al Quran dan sunnah berarti kembali kepada pemahaman para ulama` dan ahli ilmu. Maka perintah Allah ini menunjukkan bahwa yang mampu memimpin manusia hanyalah ilmu yang bersumber dari Allah. Allah berfirman dalam al Quran: "Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul(-Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian….."(Qs. An Nisa`:59).
Kesimpulanya, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang selalu membekalkan rasa takut kepada Alloh dalam kurikulum dan setiap mata pelajaran yang diajarkan kepada anak didiknya sehingga melahirkan enerasi yang faham dan mengerti akan jati dirinya sebagai seorang hamba. Wallohu a’lam.


[1] Majmu` fatawa XXVIII/80.
[2] Daa’ Wa Dawaa’ Ibnu Qoyyim:14, H.R. Hakim1/178, Abu Dawud 336, Ibnu Majah  572.
[3] lihat dalam kitab al Jami` fie Tholabil Ilmi Asy Syarif, Syaikh Abdul Qodir bin Abdul Aziz
[4] Ilmu dan ulama`, terjemahan dari buku "Al `Ilmu wa al Ulama`, Abu Bakar Jabir al Jaza`iri, Pustaka Azam. Jakarta. cet ke-1, 2001.

Seja o primeiro a comentar

Posting Komentar

  ©Template Blogger Green by Dicas Blogger.

TOPO