MANFAAT GEMAR BERINFAK BAGI KELUARGA
1. Pintu kekayaan
“
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan
(ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya)
lagi Maha Mengetahui.” ( Qs. Al-Baqoroh 261 )
“
Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik
(menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan dan
melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” ( Qs. Al-Baqoroh 245
)
Demikianlah
infak yang kita keluarkan dijalan alloh akan dilipat gandakan menjadi 700 kali
lipat sehingga tidak mengherankan apabila para sahabat dahulu selalu berlomba
untuk berinfak sebagaimana yang dilakukan oleh sahabat Umar bin Khottob r.a.
yang datang kepada Rosululloh lalu menginfakan separoh harta yang ia miliki,
kemudian Rosululloh bertanya “ apa yang kau sisakan untuk keluargau ? “ beliau
( Umar bin Khottob ) menjawab “ sama seperti itu “ ( sama senilai yang beliau
infakan ), tetapi kemudian datang Abu Bakar Ash-Shidiq menginfakan seluruh
harta yang ia miliki dan ketika ditanya oleh Rosululloh berapa yang ia tinggalkan
untuk keluarganya beliau ( Abu Bakar ) menjawab “ untuk mereka aku sisakan
Alloh dan rosul-Nya.
Selain
ayat di atas Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa salam juga menyampaikan hadits
yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim dari Abu Huroiroh r.a :
مَا
مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ العِبَادُ فِيهِ اِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُولَ
أَحَدُهُمَا أللَهُمَّ اَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَ يَقًولُ الأَخَرُ أللَهُمَّ
اعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
“
Tidaklah hamba Alloh menempuh waktu pagi mereka kecuali ada dua malaikat yang
mendo’akanya, salah satu dari kedua malaikat tersebut berdo’a , ya Alloh
berikanlah ganti kepada orang yang berifak dan Malaikat yang satunya berdo’a,
yaa Alloh berikanlah kepada orang yang kikir kehancuran “
2. Menyelamatkan dari api neraka dan jalan
masuk surga
“
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari
mengingat Allah. barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah
orang-orang yang merugi. Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan
(kematian) seseorang apabila Telah datang waktu kematiannya. dan Allah Maha
mengenal apa yang kamu kerjakan. Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang Telah
kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara
kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, Mengapa Engkau tidak menangguhkan
(kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan Aku dapat bersedekah dan
Aku termasuk orang-orang yang saleh?. Dan Allah sekali-kali tidak akan
menangguhkan (kematian) seseorang apabila Telah datang waktu kematiannya. dan
Allah Maha mengenal apa yang kamu kerjakan.” ( Qs. Al-Munafiqun 9-11)
Rosululloh
sholallohu ‘alaihi wa salam bersabda sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhori dan
Muslim dari Adi bin Hatim r.a :
اِتَّقُوا
النَارَ وَلَوْ بِشِقِ تَمْرَةٍ
“
Jagalah diri kalian dari api neraka walaupun hanya bersedekah dengan separoh
biji kurma “
3. Mencegah terjadinya bencana
Alloh
berfirman :
“
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya”.( Qs. Al-A’rof 96 )
Demikianlah
janji Alloh yang mana Alloh tidak akan pernah mengingkari janji-Nya, sehingga
jelaslah bahawa akar bencana sejatinya adalah kekufuran manusia kepada Robbnya,
kecintaan mereka terhadap dunia yang berlebihan sehingga membutakan mata hati
mereka.
Sebuah
keniscayaan kalau kita berharap bencana tidak akan menghampiri kita, maka
sebuah keniscayaan pula kita mengusahakan asbabnya, dan diantara sebab yang
bisa menjauhkan kita dan keluarga dari kemurkaan Alloh adalah sedekah, karena
sedekah merupakan salah satu bentuk kecintaan kita kepada Alloh, dengan
mengeluarkan sedikit harta yang kita miliki, kita telah membuktikan bahwa kita
tidak mencintai dunia melebihi kecintaan kita kepada Alloh sehingga Alloh ridho
kepada kita, dahulu kala Alloh mengadzab dan memusnahkan kebun orang-orang yang
bakhil terhadap hartanya, sebagaimana Alloh kisahkan dalam surat Al-Qolam 17-27
“
Sesungguhnya kami Telah mencobai mereka (musyrikin Mekah) sebagaimana kami
Telah mencobai pemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah bahwa mereka
sungguh-sungguh akanmemetik (hasil)nya di pagi hari, Dan mereka tidak
menyisihkan (hak fakir miskin), Lalu kebun itu diliputi malapetaka (yang
datang) dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur, Maka jadilah kebun itu hitam
seperti malam yang gelap gulita. Lalu mereka panggil memanggil di pagi hari:
"Pergilah diwaktu pagi (ini) ke kebunmu jika kamu hendak memetik
buahnya" Maka pergilah mereka saling berbisik-bisik. "Pada hari Ini
janganlah ada seorang miskinpun masuk ke dalam kebunmu". Dan berangkatlah
mereka di pagi hari dengan niat menghalangi (orang-orang miskin) padahal mereka
(menolongnya). Tatkala mereka melihat kebun itu, mereka berkata:
"Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat (jalan), Bahkan kita
dihalangi (dari memperoleh hasilnya".
Hal
ini sebgaimana sabda Rosul sholallohu ‘alaihi wa salam yang diriwayatkan oleh
Imam At-Tirmidzi dari Anas ( dhoif pada salah satu rowi )
اِنَّ
الصَدَقَةَ لَتَطْفَئُ غَضَبَ الرَبِّ وَتَقَي مِيْتَةَ السُوءِ
“
sesungguhnya sedekah mampu memadamkan murka Alloh dan menjauhkan dari kematian
yang jelek “
Demikianlah keindahan yang Alloh
janjikan kepada mereka yang gemar berinfak, seberapa besarpun infak yang kita
keluarkan ternyata tidak akan mengurangi kekayaan yang kita miliki tetapi
justru memperbanyak, tentunya bagi mereka yang yakin kepada Robbnyalah yang
akan merasakan keindahan tersebut, adapun mereka yang berinfak tanpa keikhlasan
ibarat menanam benih di atas keramik nan gersang yang tidak kunjung datang akar
terlebih buah malimpah yang diimpikan. Allohu a’lam bishowab.
Maroji’ :
1. Al-Qur’an terjemah digital
2. Minhajul Qoshidin Ibnu Qudamah
Al-Maqdisi
3. Fiqh sunnah linnisa’ Abu Malik Kamal bin As-Sayid Salim
4. Al-misbahul munir fie tahdzib tafsir
Ibni Katsir Syaikh Shofiyurrohman Al-Mubarokfuri
5. Minhajul muslim Abu Bakar Jabir
Al-Jaziri
6. Matan Riyadhussholihin Imam Abu Zakariya
bin Syarof An-Nawawi
7. 1000 hikmah Ulama Salaf Sholih bin Abdul
Aziz Al-Muhaimidi
Posting Komentar