Diberdayakan oleh Blogger.
اهلا و سهلا بحضوركم

Sabtu, 16 Februari 2013

Wanita dan Kue Apem

Segarnya udara pagi ini berubah menjadi panas. Semua teman sekelas Sinta di FKIP Unlam gempar. Ternyata ga cuma aku yang dapat SMS dari Sinta. Danu, Dodo, dan teman-teman yang lain juga menerima SMS beautifulsick-nya Sinta. Yang lebih heboh lagi,  Sinta benar-benar berubah. Bajunya yang dulu sopan, sekarang entah ke mana, dia justru pake baju adiknya yang masih kelas 4 SD, kerudungnya juga ilang. Kalau ditanya kenapa, dia bilang “Buat apa-apa nutup-nutupin ketombe, jangan ditutupin, tapi diilangin” katanya meniru gaya iklan di TV. 
Sebenarnya itu semua dilakukan Sinta bukan karena penentangannya terhadap aturan Allah. Semua itu dilakukannya karena ketidak-tahuan. Mungkin Sinta masih belum tahu batas-batas aurat wanita, dan bagaimana pergaulannya dengan lawan jenisnya. Apalagi saat ini aktivitas seperti itu didukung penuh oleh media massa. Begitulah, media massa bisa membuat orang yang baik menjadi jahat, sebaliknya ada juga media massa yang menyeru orang jahat menjadi baik, dan orang baik menjadi lebih baik lagi.
“Maa Syaa Allah…” aku cuma bisa mengurut dada. Danu dan Dodo tidak henti-hentinya ber-istighfar. Ada apa dengan dikau, Sin?

Rabu, 13 Februari 2013

Belajar dari sebuah pensil


Melihat neneknya sedang asyik menulis, Adi bertanya, "Nenek sedang menulis apa?"
Mendengar pertanyaan cucunya, sang Nenek berhenti menulis lalu berkata, "Adi cucuku, sebenarnya nenek sedang menulis tentang Adi. Namun ada yang lebih penting dari isi tulisan Nenek ini, yaitu pensil yang sedang Nenek pakai. Nenek berharap Adi dapat menjadi seperti pensil ini ketika besar nanti."
"Apa maksud Nenek bahwa Adi harus dapat menjadi seperti sebuah pensil? Lagipula sepertinya pensil itu biasa saja, sama seperti pensil lainnya," jawab Adi dengan bingung.
Nenek tersenyum bijak dan menjawab, "Itu semua tergantung bagaimana Adi melihat pensil ini. Tahukah kau, Adi, bahwa sebenarnya pensil ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup."
"Apakah Nenek bisa menjelaskan lebih detil lagi padaku?" pinta Adi.
"Tentu saja Adi," jawab Nenek dengan penuh kasih
"Kualitas pertama, pensil dapat mengingatkanmu bahwa kau bisa melakukan hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kau jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkahmu dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya".

Menjadi remaja yang tangguh !

Masa remaja adalah masa transisi antara kanak-kanak dengan dewasa dan relatif belum mencapai tahap kematangan mental dan sosial sehingga mereka harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan. Banyak sekali life events yang akan terjadi tidak saja akan menentukan kehidupan masa dewasa tetapi juga kualitas hidup generasi berikutnya sehingga menempatkan masa ini sebagai masa kritis.
Masa remaja banyak menyentuh perasaan seorang remaja sehingga menimbulkan jiwa yang sensitif dan peka terhadap diri dan lingkungannya. Perkembangan ini ditandai dengan cepatnya pertumbuhan fisikal dan seksual. Akibat dari pertumbuhan fisikal dan seksual yang cepat itu maka timbullah kegoncangan dan kebingungan dalam diri remaja, khususnya dalam memahami hubungan lain jenis.

Rambu-rambu dalam belajar


Tak perlu seseorang pungkiri,segala sesuatu di dunia ini membutuhkan ilmu lebih-lebih akhirat. Akan tetapi berbeda-beda orang menyingkapi ilmu. Diantaranya ada yang males-malesan dalam mencari ilmu,berbagai alasan mereka cari untuk menghindari sebuah kewajiban itu. Ada juga yang semangat sekali dalam mencari ilmu. Akan tetapi dalam mencari ilmu agama tidaklah cukup bermodal semangat saja. Karna, seorang penuntut ilmu haruslah tahu rambu-rambu yang telah digariskan syari’at dalam menuntut ilmu agama. Agar seorang penuntut ilmu tidak bingung dalam menghadapi seruan dari banyak kelompok-kelompok da’wah. Dan yang paling penting, agar si penuntut ilmu tidak jatuh kepada pemahaman yang salah atau menyimpang.

Pada zaman sekarang berbagai kelompok menawarkan jalannya dalam mempelajari dinul islam (agama islam). Masing-masing pihak sudah pasti mengeklaim jalannya sebagai yang terbaik dan benar. Melalui berbagai cara mereka berusaha meraih pengikut sebanyak-banyaknya. Perlu kita lihat di sekililing kita. Ada kelompok yang menawarkan jalan dengan ikut hura-huranya politik, ada yang menyeru umat  untuk segera mendirikan khilafah islamiyah, ada juga yang berkelana dari daerah satu ke daerah lain mengajak manusia  ramai-ramai ke masjid.

Rahasia di balik syahadat


Seiring dengan perjalanan sejarah, masih terlintas dibenak kita sebuah peristiwa memilukan hati dan sangat mengguncangkan jiwa. Peristiwa yang sarat kesedihan dan kegundahan mendalam. Peristiwa yang menuntut ketegaran sang pengemban risalah, bahkan eksistensinya  dipertaruhkan. Inilah peristiwa yang menimpa Rosululullah, Tepatnya pada bulan Rajab tahun kesepuluh dari kenabian, ketika beliau mendatangi Pamannya Abu Tholib dipenghujung hayatnya. Sementara itu Abu Jahal sudah berada disisinya. Kemudian beliau berkata,
 يَا عَمْ قُلْ لَا إِلَهَ إِلَّا الَله كَلِمَةٌ أَشْهَدٌ لَكَ بِهَا عِنْد الله
            Paman, katakan la ilaha illallah,, suatu kalimat yang dapat saya jadikan hujah disisi Allah."
 Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayah berkata, “Wahai Abu Thalib, apakah kamu membenci agama Abdul Mutholib? “keduanya terus berbicara kepada Abu Thalib, sehingga pada akhirnya Abu Thalib mengucapkan bahwa dia berada diatas agama Abdul Muthalib.Kemudian Nabi Saw berkata, “Aku akan memohonkan ampunan untuk anda selama tidak dilarang." (Mutafaqun 'alaihi). Lalu, turunlah ayat yang menegur beliau,
Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasannya orang-orang musyrik itu adalah penghuni naar Jahannam. (QS. 9:113)

Kisah Tsabit bin Ibrahim



Seorang lelaki yang saleh bernama Tsabit bin Ibrahim sedang berjalan di pinggiran kota Kufah. Tiba-tiba dia melihat Sebuah apel jatuh keluar pagar sebuah kebun buah-buahan. Melihat apel yang merah ranum itu tergeletak di tanah membuat air liur Tsabit terbit, apalagi di hari yang panas dan tengah kehausan. Maka tanpa berpikir panjang dipungut dan dimakannyalah buah apel yang lezat itu. akan tetapi baru setengahnya di makan dia teringat bahwa buah itu bukan miliknya dan dia belum mendapat ijin pemiliknya. Maka ia segera pergi kedalam kebun buah-buahan itu hendak menemui pemiliknya agar menghalalkan buah yang telah dimakannya.

Di kebun itu ia bertemu dengan seorang lelaki. Maka langsung saja dia berkata, "Aku sudah makan setengah dari buah apel ini. Aku berharap Anda menghalalkannya". Orang itu menjawab, "Aku bukan pemilik kebun ini. Aku Khadamnya yang ditugaskan merawat dan mengurusi kebunnya". Dengan nada menyesal Tsabit bertanya lagi, "Dimana rumah pemiliknya? Aku akan menemuinya dan minta agar dihalalkan apel yang telah kumakan ini."

Kisah Pemuda bernama 'Uzair


Pada suatu hari ketika 'Uzair memasuki kebunnya yang menghijau dengan pokok-pokok tamar dan tiba-tiba hatinya telah terpesona serta tertarik untuk memikirkan rahasia keindahan dan keajaiban alam ini. Sesudah memetik buah-buahan dia pulang dengan keledainya sambil menikmati keindahan-keindahan alam sekitarnya sehingga keledai yang ditungganginya tersesat jalan. Setelah sekian lama barulah dia sedar bahwa dia telah berada di suatu daerah yang tidak dikenali oleh beliau serta sudah jauh dari negerinya sendiri.

Sebaik sahaja dia sampai ke daerah itu dilihatnya kampung itu baru saja diserbu oleh musuh-musuh sehingga menjadi rusak-binasa semua. Bekas runtuhan terdapat mayat-mayat manusia yang bergelimpangan yang sudah busuk serta hancur. Melihat pemandangan yang mengerikan itu, dia pun turun dari keledainya dengan membawa dua keranjang buah-buahan. Manakala keledainya itu ditambat di situ, kemudian dia pun duduk bersandar pada dinding sebuah rumah yang sudah runtuh untuk melepaskan penatnya. Pada waktu itu, fikirannya mula memikirkan mayat manusia yang sudah busuk itu.

"Bagaimana orang-orang yang sudah mati dan hancur itu akan dihidupkan oleh Tuhan kembali di negeri akhirat?" begitulah pertanyaan yang datang bertalu-talu dan tidak terjawab olehnya sehingga dia menjadi lemah-longlai dan kemudian terus tertidur. Dalam tidur itu, dia seakan-akan bertemu dengan semua arwah (roh-roh) orang-orang yang sudah meninggal itu. Tidurnya amat luar biasa sekali, bukan hanya sejam atau semalam, tetapi dia telah tidur terus-menerus tanpa bangun-bangun selama seratus tahun lamanya.

Kisah Si pemalas dengan Abu Hanifah



Suatu hari ketika Imam Abu Hanifah sedang berjalan-jalan melalui sebuah rumah yang jendelanya masih terbuka, terdengar oleh beliau suara orang yang mengeluh dan menangis tersedu-sedu. Keluhannya mengandungi kata-kata, "Aduhai, alangkah malangnya nasibku ini, agaknya tiada seorang pun yang lebih malang dari nasibku yang celaka ini. Sejak dari pagi lagi belum datang sesuap nasi atau makanan pun di kerongkongku sehingga seluruh badanku menjadi lemah longlai. Oh, manakah hati yang belas ikhsan yang sudi memberi curahan air walaupun setitik."

Mendengar keluhan itu, Abu Hanifah berasa kasihan lalu beliau pun balik ke rumahnya dan mengambil bungkusan hendak diberikan kepada orang itu. Sebaik sahaja dia sampai ke rumah orang itu, dia terus melemparkan bungkusan yang berisi uang kepada si malang tadi lalu meneruskan perjalanannya. Dalam pada itu, si malang berasa terkejut setelah mendapati sebuah bungkusan yang tidak diketahui dari mana datangnya, lantas beliau tergesa-gesa membukanya. Setelah dibuka, nyatalah bungkusan itu berisi uang dan secebis kertas yang bertulis, " Hai manusia, sungguh tidak wajar kamu mengeluh sedemikian itu, kamu tidak pernah atau perlu mengeluh diperuntungkan nasibmu. Ingatlah kepada kemurahan Allah dan cobalah bermohon kepada-Nya dengan bersungguh-sungguh. Jangan suka berputus asa, hai kawan, tetapi berusahalah terus."

Pada keesokan harinya, Imam Abu Hanifah melalui lagi rumah itu dan suara keluhan itu kedengaran lagi, "Ya Allah Tuhan Yang Maha Belas Kasihan dan Pemurah, sudilah kiranya memberikan bungkusan lain seperti kemarin, sekadar untuk menyenangkan hidupku yang melarat ini. Sungguh jika Tuhan tidak beri, akan lebih sengsaralah hidupku, wahai untung nasibku." Mendengar keluhan itu lagi, maka Abu Hanifah pun lalu melemparkan lagi bungkusan berisi uang dan secebis kertas dari luar jendela itu, lalu dia pun meneruskan perjalanannya. Orang itu terlalu riang sebaik sahaja mendapat bungkusan itu. Lantas terus membukanya.

Selasa, 12 Februari 2013

The power of TAPI


ketika Anda mendapati  suatu peluang untuk menang, ada sebuah kekuatan yang dapat menghentikan langkah Anda untuk memaksimalkan peluang tersebut. Kekuatan yang menghalangi Anda untuk bertindak. Kekuatan itu adalah ketika Anda mengatakan satu kata, terdiri dari empat huruf, bahkan hanya tiga huruf dalam bahasa inggris, yaitu TAPI atau BUT.

Sering kali kita mengatakan, “ sebenarnya aku bisa juara satu, TAPI aku ngga’ punya bukunya .“
“ pekerjaan itu mudah, TAPI aku capek.”
“ aku bisa berpenghasilan sekian, TAPI aku ngga mau pulang kerja larut malam “
“ aku bisa menghafal alqur’an TAPI aku takut suaraku habis.” dan lain sebagainya.
Yah, TAPI.....
Kata TAPI adlah salah satu kata yang memiliki kekuatan besar untuk menghentikan  Anda.TAPI adalah kata negasi, dimana selalu memberikan lawan dari pernyataan sebelumnya. Peluang bagus adalah hal yang positif, setelah ditambah kan kata TAPI, maka kata sesudahnya pun pasti hal yang negatif. Alasan apapun yang keluar setelah kata TAPI, hanyalah alasan untuk menghentikan langkah Anda.

THAHARAH (Bersuci)



I.    Pengertian Thaharah
Thaharah adalah membersihkan dan menghilangkan diri dari kotoran baik berupa dzat seperti najis atau maknawi seperti hasad dan dengki.[1] Dalam kitab al mughni dikatakan bahwa thaharah adalah membersihkan dari kotoran.
Dalam pengertian yang lain, thaharah adalah mengangkat hadats (yaitu menghilangkan sifat yang melekat pada badan seseorang yang menghalangi seseorang itu dari melakukan shalat dan sejenisnya) dan menghilangkan khabats (yaitu najis)[2]

II. Jenisnya
Dari definisi diatas, thoharoh terbagi menjadi dua jenis:
  1. Thoharoh dari najis : Hal ini berkaitan dengan badan, pakaian dan tempat.
  2. Thoharoh dari hadas : Hal ini berkaitan dengan badan, yaitu bersuci dari hadas kecil dengan berwudlu ataupun bersuci dari hadas besar dengan mandi janabah atau mandi besar

III. Wasilah Untuk Berthaharah
Ada empat cara untuk melakukan thaharah, yaitu, dengan air, dengan debu, dengan kulit kering (telah disamak) dan batu untuk beristinja (istijmar). Ada empat tujuan dalam thaharah yaitu, untuk berwudhu, untuk mandi, untuk tayamum dan untuk menghilangkan najis.[3]

Ada Apa Dengan Valentine's Day ?



Pada bulan Februari, kita selalu menyaksikan media massa, mal-mal, pusat-pusat hiburan bersibuk-ria berlomba menarik perhatian para remaja dengan menggelar pesta perayaan yang tak jarang berlangsung hingga larut malam bahkan hingga dini hari. Semua pesta tersebut bermuara pada satu hal yaitu Valentine's Day. Biasanya mereka saling mengucapkan "selamat hari Valentine", berkirim kartu dan bunga, saling bertukar pasangan, saling curhat, menyatakan sayang atau cinta karena anggapan saat itu adalah “hari kasih sayang”. Benarkah demikian?
SEJARAH VALENTINE’S DAY
The World Book Encyclopedia (1998) melukiskan banyaknya versi mengenai Valentine’s Day : 
Some trace it to an ancient Roman festival called Lupercalia. Other experts connect the event with one or more saints of the early Christian church. Still others link it with an old English belief that birds choose their mates on February 14. Valentine's Day probably came from a combination of all three of those sources--plus the belief that spring is a time for lovers.”  

  ©Template Blogger Green by Dicas Blogger.

TOPO